Cerita ini dimulai pada saat Yoon Joon-Suh balita. Yoon Joon-Suh yang
menyebabkan tertukarnya dari adiknya dengan bayi lain. Ketika itu
Joon-Suh tidak sengaja menjatuhkan salah satu kartu nama pada dua boks
bayi di kamar bayi rumah sakit. Seorang perawat yang datang melihat ada
kartu nama yang jatuh, dengan segera menempatkan kartu nama mereka
kembali dan menggendong Joon-Suh keluar. Tetapi kartu nama itu ia
meletakkannya salah.
Cerita kemudian berlanjut hingga mereka tumbuh remaja dari dua tokoh
utama Yoon Joon-Suh dan Yoon Eun-Suh. Mereka adalah anak-anak seorang
profesor kaya raya yang percaya bahwa mereka secara biologis kakak dan
adik. Joon-Suh dan Eun-Suh sangat akrab. Mereka saling menyayangi satu
sama lain layaknya seperti saudara kandung.
Suatu hari, teman sekelas saingannya Eun-Suh, yang paling cerdas
tetapi tidak mendapatkan perhatian dari guru dan teman sekelas mereka
yaitu Choi Shin-Ae meminta bantuan kepada Joon-Suh untuk melukis latar
belakang gambar puisinya yang akan dipamerkan di hari pameran sekolah.
Joon-Suh yang memang tidak terlalu dekat dengan wanita menolaknya dengan
dingin. Shin-Ae pun merasa sakit hati. Kemudian, ketika pelajaran
olahraga, Shin-Ae membalas dendamnya kepada Eun-Suh dengan mengerjai
Eun-Suh. Hal ini membuat Joon-Suh marah. Eun-Suh berniat mencegah
kakaknya yang akan melabrak Shin-Ae. Tetapi ketika diperempatan jalan,
Eun-Suh tertabrak truk dan harus dirawat di rumah sakit dengan jangka
waktu yang lama.
Ternyata Eun-Suh kehilangan banyak darah. Dokter pun melakukan tes
darah. Ketika dokter menyebutkan bahwa golongan darah Eun-Suh adalah B,
kedua orang tuanya terkejut. Mereka berdua memiliki golongan darah O.
Rasanya tidak mungkin Eun-Suh bergolongan darah B sedangkan mereka
bergolongan darah O. Akhirnya sang ayah curiga dan mencari informasi di
rumah sakit dimana Eun-Suh dilahirkan tentang Eun-Suh dan bayi yang
lahir pada tanggal 4 Oktober, tanggal lahir Eun-Suh.
Hari itu, memang ada satu bayi yang lahir di rumah sakit yang sama
dengan Eun-Suh. Bayi itu berasal dari keluarga Choi. Hari itu juga ayah
Joon-Suh membawa Joon-Suh ke ruangan bayi untuk memperlihatkan adiknya
Joon-Suh yang baru lahir. Tetapi siapa sangka. Joon-Suh yang juga masih
kecil saat itu tidak sengaja menukar kartu nama kedua bayi. Akhirnya
tertukarlah dua bayi itu. Dan ternyata, anak kandung mereka adalah
Shin-Ae.
Orang tua Joon-Suh menemui orang tua Shin-Ae, mereka mengatakan ingin
bertemu dengan anak mereka. Joon-Suh yang mengintip pembicaraan dari
balik tembok kertas merasa sangat terpukul mendengar hal ini. Adiknya
yang selama ini ia sayangi, ternyata bukan anak kandung orang tuanya dan
bukan adik kandungnya. Dan yang lebih membuatnya terpukul adalah
kenyataan pahit bahwa ia mengenal adik kandungnya, yaitu Shin-Ae.
Pada akhirnya Eun-Suh dan Shin-Ae mengetahui hal ini. Lalu, dua anak
perempuan itu dikembalikan ke orang tua yang sah. Shin Ae bergerak
dengan keluarga Yoon, dan Eun-Suh pergi untuk tinggal dengan tuan Choi
(ayah kandungnya sudah mati) yang mengoperasikan restoran kecil yang
hidup dalam kemiskinan. Shin-Ae tentu saja merasa senang bisa kembali
pada kehidupannya yang seharusnya bersama keluarga kaya raya dan mewah
itu. Sedangkan Eun-Suh, dari awal dia adalah anak yang berbakti pada
orang tua, ia pun menerima kenyataan pahit bahwa ia bukanlah anak
kandung dari orang tua Joon-Suh. Ia bukan adik kandung Joon-Suh. Ia
tinggal bersama ibu kandungnya dalam kesengsaraan, kemiskinan, dan
kesedihan. Kakak kandung Eun-Suh suka main kasar. Tetapi, dibalik senyum
melihat ibu kandungnya, sebenarnya Eun-Suh sangat merindukan ibu yang
membesarkannya dari kecil, yaitu ibu Joon-Suh.
Keluarga Yoon (keluarga Joon-Suh) memutuskan untuk membawa anak
mereka, Shin-Ae dan Joon-Suh pindah ke Amerika karena ibu mereka tidak
sanggup melihat kehidupan putri yang dulu ia besarkan dalam kehangatan
keluarga hidup sengsara bersama keluarga miskin, bahkan tanpa Seorang
ayah karena ayah kandung Eun-Suh sudah meninggal. Awalnya mereka ingin
membawa Eun-Suh pergi bersama mereka. Ibu kandung Eun-Suh pun sudah
setuju karena ia takut Eun-Suh tidak bisa bertahan di lingkungan miskin
dan sengsara, apalagi menghadapi kakaknya yang sangat kasar. Eun-Suh
merasa senang pada awalnya. Tetapi, ia tidak ingin berpisah lagi dengan
ibu kandungnya. ia tidak ingin meninggalkan ibu kandungnya sendirian
bersama kakaknya yang hanya bisa menghabiskan uang. Akhirnya, Eun-Suh
memutuskan untuk tidak ikut pergi.
Beberapa hari sebelum mereka pergi, Eun-Suh dan Joon-Suh banyak
menghabiskan waktu bersama. Joon-Suh melukiskan wajah Eun-Suh diatas
pasir di pantai. Sampai akhirnya Eun-Suh menanyakan pada Joon-Suh bahwa
Joon-Suh ingin menjadi apa
. Joon-Suh yang heran
mendengarnya hanya menatap Eun-Suh. Dan Eun-Suh menjawab pertanyaannya
sendiri bahwa Eun-Suh ingin menjadi sebatang pohon karena pohon selalu
berada ditempatnya walaupun tertimpa badai, ia selalu berada ditempatnya
bersama orang-orang ia sayangi. Akhirnya, Joon-Suh pergi tanpa
kata-kata terakhir untuk Eun-Suh.
Sepuluh tahun berlalu, Joon-Suh kembali ke Korea Selatan sebagai
artis sukses. Dia kembali ke kota ia tinggal dulu, di mana ia bertemu
teman lamanya, Han Tae-Suhk, yang tinggal di hotel tempat Eun-Suh
bekerja sebagai resepsionis telepon. Tae-Suhk (yang tidak tahu tentang
kakak adik dan apa yang terjadi sebelumnya) jatuh cinta dengan Eun-Suh
dan bermain dengannya sampai ia dipecat dari pekerjaannya. Dengan
kekuasaan yang Tae-Suhk miliki, ia mengangkat Eun-Suh menjadi seorang
house keeper pribadinya. Tae-Suhk dan Eun-Suh pun memiliki banyak waktu
bersama. Sebenarnya, Joon-Suh pernah bermalaman beberapa hari di kamar
Tae-Suhk. Tetapi ia sekalipun tidak pernah bertemu dengan house keeper
cantik yang diceritakan Tae-Suhk. Joon-Suh hanya berhubungan dengannya
beberapa kali melalui telepon.
Ketika Joon-Suh pergi berjalan-jalan bersama kakak kelasnya di
pinggir sungai dekat pantai, ia melihat seorang yang mirip dengan
adiknya dulu, Eun-Suh. Akhirnya setiap hari ia mendatangi tempat itu
untuk menemukan Eun-Suh. Tetapi sayang, Eun-Suh sudah pindah ke mess
hotel agar ia lebih mudah berangkat kerja.
Beberapa hari setelah itu, Eun-Suh dipaksa menikah oleh kakaknya
dengan orang tua kaya raya, tempat kakak kandungnya selama ini bekerja.
Tae-Suhk yang tidak terima dengan keputusan kakak kandung Eun-Suh itu
membawa kabur Eun-Suh. Ketika itulah Eun-Suh bertemu dengan Joon-Suh.
Eun-Suh berusaha menghindari kakak kandungnya dengan tinggal di rumah
Joon-Suh. Eun-Suh dan Joon-Suh mengaku kepada Yoo-Mi dan Tae-Suhk
sebagai adik sepupu Joon-Suh. Tetapi justru, mereka saling jatuh cinta
seiring berjalannya waktu. Kisah masa lalu mereka menambah kuat cinta
mereka.
Tetapi, ketika itu orang tua Joon-Suh mengetahui hal ini, mereka
marah dan tidak bisa menerimanya. Akhirnya, Joon-Suh dan Eun-Suh
melarikan diri tanpa sepengetahuan orang tua Joon-Suh dan Tae-Suhk ke
rumah di dekat peternakan yang dulu pernah ditempati Eun-Suh. Mereka
merayakan ulang tahun Eun-Suh disana. Hari itu pun Joon-Suh melamar
Eun-Suh. Eun-Suh bercerita kepada Joon-Suh bahwa ia mengukir nama cinta
pertamanya di sebuah pohon. Joon-Suh mendatangi pohon itu dan merasa
senang ketika melihat namanya terukir disana.
Lalu lama-kelamaan keberadaan mereka diketahui oleh Tae-Suhk.
Tae-Suhk mendapat informasi keberadaan Joon-Suh dan Eun-Suh dari kakak
kandung Eun-Suh yang mendengarkan percakapan Eun-Suh dan ibu kandungnya
di telepon. Akhirnya mereka bertiga kembali pulang.
Joon-Suh memberitahukan keinginannya untuk menikahi Eun-Suh dihadapan
orang tua Joon-Suh. Yoo-Mi yang mengetahui bahwa selama ini Joon-Suh
tidak pernah mencintainya berusaha untuk bunuh diri dengan mengiris
pergelangan tangan kanannya dengan pisau. Joon-Suh merasa bersalah
kepada Yoo-Mi. Joon-Suh pun akhirnya bersedia berjanji kepada Yoo-Mi
untuk tidak meninggalkannya. Mereka berniat untuk kembali ke Amerika
begitu tangan Yoo-Mi sembuh. Tetapi Yoo-Mi justru membohongi Joon-Suh
dengan berkata bahwa ia masih memerlukan perawatan. Sebenarnya, ini
hanya alasan bagi Yoo-Mi untuk selalu bersama Joon-Suh.
Selama itu, Tae-Suhk berusaha membuat Eun-Suh jatuh hati padanya. Ia
memberikan hal-hal apapun yang dapat membuat Eun-Suh mencintainya.
Tetapi apapun usahanya, akhirnya ia mengetahui jika Eun-Suh tidak akan
pernah mencintainya sebagaimana ia mencintai Joon-Suh. Cintanya tidak
akan pernah terbalas.
Eun-Suh mendatangi Joon-Suh yang akan segera pergi ke Amerika untuk
mengucapkan selamat tinggal tanpa diketahui siapapun. Disana, Eun-Suh
mengungkapkan perasaannya. Ia tidak ingin berpisah dengan Joon-Suh.
Suatu hari, Eun-Suh jatuh pingsan. Dokter memvonisnya terkena
Leukimia. Tae-Suhk yang mengetahui hal ini memohon kepada Eun-Suh agar
memberinya kesempatan untuk membiayai semua pengobatan Eun-Suh di Suhul.
Ia berjanji ia tidak akan memberi tahu siapapun tentang hal ini,
terutama Joon-Suh. Tetapi ternyata keadaan menuntutnya untuk memberitahu
hal ini kepada ibu kandung Eun-Suh. Eun-Suh membutuhkan sumsum tulang
yang cocok secepatnya. Ternyata ibu kandung Eun-Suh mendatangi kediaman
keluarga Yoon dan memberitahukan hal ini pada mereka. Mereka pun
bersepakat untuk tidak memberi tahu hal itu kepada Joon-Suh.
Penyakit Eun-Suh semakin parah. Eun-Suh pun jatuh koma. Saat itulah,
Joon-Suh mengetahui kenyataan bahwa Eun-Suh sakit parah. Ia merasa
kecewa kepada semuanya. Joon-Suh justru menghukum dirinya sendiri dengan
minum-minuman keras. Tae-Suhk kecewa melihat tingkah laku sahabatnya.
Ia mendatangi Joon-Suh dan menyuruhnya datang ke rumah sakit untuk
menjenguk Eun-Suh. Tetapi Joon-Suh menolak. Ia merasa Eun-Suh
menunggunya, sehingga jika ia datang kesana, Eun-Suh bisa pergi dengan
tenang. Tetapi akhirnya, ia memutuskan untuk menjenguk Eun-Suh. Siapa
sangka kekhawatirannya justru berbalik. Tiba-tiba Eun-Suh bangun dari
komanya dan meminta Joon-Suh membawanya pulang ketika Joon-Suh
menjenguknya.
Eun-Suh mengetahui bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Eun-Suh
berusaha menggunakan waktunya bersama Joon-Suh sebaik mungkin. Mereka
banyak menghabiskan waktu bersama. Sementara itu, Yoo-Mi memutuskan
untuk melepaskan Joon-Suh pergi bersama Eun-Suh dan kembali ke Amerika
tempat Yoo-Mi tinggal. Sedangkan Tae-Suhk, berusaha sekuat mungkin untuk
menahan rasa cemburunya setiap kali melihat Joon-Suh bersama Eun-Suh.
Tae-Suhk rela melepaskan Eun-Suh pergi bersama dengan Joon-Suh. Tae-Suhk
ingin melihat mereka bahagia.
Joon-Suh ingin sekali hidup bersama Eun-Suh selamanya. Mereka
mencintai satu sama lain. Tetapi takdir berkata lain. Eun-Suh akhirnya
meninggal dipunggung Joon-Suh ketika Joon-Suh mengajaknya berjalan-jalan
di pantai tempat di mana Joon-Suh menggambar wajah Eun-Suh dulu.
Sebelum Eun-Suh meninggal, ia mengatakan kepada Joon-Suh untuk tidak
mengikutinya dalam kematian, dan tetap terus hidup di dunia. Namun,
Joon-Suh bingung, kecewa dan turut berduka cita atas kematian kekasihnya
dan “adik”nya. Tiba-tiba Joon-Suh ditabrak oleh sebuah truk di tempat
yang sama seperti kecelakaan Eun-Suh pada saat Eun-Suh remaja. Akhirnya
Joon-Suh pun diperkirakan meninggal.